Hidup adalah film terbaik sepanjang masa

Hidup adalah selalu tentang memilih, bukan keinginan. Kita tak pernah bisa menjalani hidup sesuai dengan keinginan kita, tapi kita akan hidup dengan pilihan-pilihan yang ada didepan kita. Kemarin, sekarang dan nanti.

Hidup memang film terbaik sepanjang masa. Kita adalah aktornya yang menjalani film ini dengan segala warna warninya. Meski terkadang buat saya, hidup saya selalu tentang hitam, putih dan abu. Tapi segala warna yang menemani hidup saya, itu adalah pilihan. Pilihan saya untuk menjalani peran yang telah dibagikan SANG SUTRADARA sejak masa penciptaan.

Sesekali, meski tak sering kita pasti akan tertawa. Pun, sesekali meski tak jarang, kita pasti akan menangis. Jatuh, bangkit, berlari lagi, jatuh lagi, berhenti sejenak, memutar langkah mencari jalan lain, apapun akan kita lakukan untuk melanjutkan film yang sudah dimulai ini. Meski tak jarang, beberapa dari kita akan keluar dan menyingkir dari arena, meski sebenarnya ceritanya belum usai, meski SANG SUTRADARA belum menamatkan ceritanya. Tapi itulah, hidup memang pilihan.

Film saya dan film kamu, pasti berbeda. Kadang, kita berada dalam satu frame yang sama, menjalani cerita yang sama dengan peran yang berbeda, karena begitulah skenario yang diciptakanNya untuk kita saling bertemu. Terkadang, kita berada pada belahan bumi yang berbeda, dan sampai pada satu titik yang kita sebut jodoh, kita berada dalam satu frame. Bertemu, berbagi kisah, menjalani film dan skenario yang sama, tapi dengan pilihan yang berbeda.

Kita tak pernah bisa menjalani hidup sesuai dengan keinginan kita, karena Tuhan hanya akan memberikan yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Kita tak pernah bisa memaksakan diri kita untuk membuat orang lain berada dalam frame kita jika itu tak nyaman buatnya. Yang harus kita lakukan adalah berbaur, beradaptasi untuk berada dalam film orang lain, atau kita hanya akan menjalani film kita sendiri, dengan sedikit penonton. Jika begitu, menjalani peran membosankan, box office juga akan menjauh. Maka, berbaurlah.

Jika ingin memandang dunia ini berwarna hijau, jangan memaksa mencat seluruh bumi dengan warna hijau, cukuplah dengan memakai kacamata hijau, maka seluruh dunia akan menjadi hijau. Berbaurlah dalam film orang lain, beradaptasilah, belajarlah bertoleransi. Karena terkadang, ketika kita merusak jalan cerita dari film orang lain, itu pasti akan menyakitinya. Yakinlah.

Hidup saya adalah film terbaik sepanjang masa, buat saya. Karena saya memiliki banyak aktor lain yang membuat film saya lebih berwarna. Meski terkadang pilihan-pilihan yang saya buat tak terlalu baik. Tapi segala pilihan yang saya buat, akan saya tanggung konsekuensinya. Dan jika ternyata ketika film saya sedang berputar dan berjalan, saya menyakiti aktor-aktor lain yang menemani saya difilm ini, tolong sisihkan sedikit hati kalian buat saya. Karena saya cuma manusia biasa, yang selalu salah dan khilaf. Dan saya juga pasti bisa sakit hati, sama seperti kalian.

Hidup ini adalah film terbaik sepanjang masa. Ketika saya menciptakan bahagia dan moment untuk saya, itu tak akan sempurna jika tak ada pemeran lainnya. Bahkan, Charlie Chaplin dan seorang anak istimewa penyandang autis juga bisa berbaur dengan begitu baiknya, menciptakan kebahagiaan dan moment sendiri.

Hidup ini adalah film terbaik sepanjang masa. Maka, mari kita menikmati film ini dengan pilihan-pilihan yang telah kita buat.

Next.....

NasehaT....

Orang kerap kali tak bernalar, tak logis, dan egois.

Biar begitu, maafkan mereka.

Bila engkau baik, orang mungkin akan menuduhmu menyembunyikan motif yang egois.
Biar begitu, tetaplah bersikap baik.
Bila engkau mendapat sukses, engkau bakal pula mendapat teman-teman palsu, dan musuh-musuh sejati.
Biar begitu, tetaplah meraih sukses.

Bila engkau jujur dan berterus terang, orang mungkin akan menipumu.
Biar begitu, tetaplah jujur dan berterus terang.

Apa yang engkau bangun selama bertahun-tahun, mungkin akan dihancurkan seseorang dalam semalam.
Biar begitu, tetaplah membangun.

Bila engkau menemukan ketenangan dan kebahagiaan, orang mungkin akan iri.
Biar begitu, tetaplah berbahagia.

Kebaikan yang engkau lakukan hari ini, sering bakal dilupakan orang keesokan harinya.
Biar begitu, tetaplah lakukan kebaikan.

Berikan pada dunia milikmu yang terbaik, dan mungkin itu tak akan pernah cukup.
Biar begitu, tetaplah berikan pada dunia milikmu yang terbaik.

Ketahuilah pada akhirnya,
sesungguhnya ini semua adalah masalah antara kau dan Tuhan.
Tak pernah antara engkau dan mereka.

Next.....

Teruntuk : Langit

Teruntuk : Langit

Pagi ini kutatapi dirimu. Biru. Terhampar luas seluas mata menyapu.

Senangnya aku. Berselimut embun pagi. Bangunku disapa cerahmu.

Walaupun hari ini, seperti biasa, kamu tak sendiri menaungi bumi

Di sisimu, sebentuk benda bulat kuning bersinar terik itu mendampingi

Mentari, itu namanya. Memanggang panas raga hingga ke ubun-ubun jiwa

Seperti tersenyum licik. Mengejekku. Mengetahui kecemburuanku akannya.

Aku tak peduli. Di kala senja tiba, kamu akan mengusirnya pergi, Langitku.

Setelah itu. Hanya ada kamu, aku dan kerlipan bintang yang menghiasimu.

Begitu rutinitasku, berulang setiap pagi. Setiap malam merindui

Berteman pungguk yang tak kunjung mendapatkan bulannya di malam hari

Kekerdilanku membuatku tak berani sekadar menyapa di kala pagi

Bagaimanapun, aku hanyalah ilalang kecil di antara ribuan yang serupa diri

Akankah kamu mengenaliku? Atau hanya memandangi sejenak lalu berpaling pergi?

Dari : Ilalang di Padang Rumput

Yang jatuh cinta pada birumu.

Next.....

darinya aku belajar...


dia tak sempurna??!!

biar saja....

karna aku juga jauh dari sempurna,...

tak ingin lagi melongok ke atas lebih jauh lagii,

karna aku terlalu kerdil untuk itu..

Tuhan,

dengannya aku belajar banyak hal,

belajar hidup dalam segala ketidaksempurnaan...

belajar mengerti bahwa hidup terbentuk dari proses...

belajar lebih ikhlas,

karna ikhlas bisa menghidupkan kembali hatiku yang hampir mati...

thanks for GOD and U..

Next.....

Berfikir Keren

.... adalah keren apabila kita bisa menerima orang lain sebagaimana adanya,

bukan memaksakan orang lain untuk terlihat sebagaimana yang kita mau.

sering juga manusia ini egoisnya ga kira-kira kita,
yang sering melihat dan merasa diri kita sempurna,
bahwa idealisme kita adalah segalanya, kita yang benar, kita sang pembenar. kita yang paling sempurna

padahal, hey !
buka mata dong, buka telinga dan buka hati, jauh lebih lebar, jauh lebih luas

jangan cuma pengen diliat orang aja,
sering-sering juga dong melihat dan mengerti orang lain

kalau ingin orang melihat dan memperhatikan diri kita,
tengoklah jauh ke dalam hati kita yang kecil itu
seberapa jauh dan dalam kita sudah memperhatikan orang-orang di sekeliling kita,
seberapa baik kita menghargai mereka.

jadi ? teruslah berusaha mengerti dan menghargai orang lain,
karya orang lain, pendapat orang lain, fikiran orang lain
jangan cuma minta orang lain mengerti dan menghargai kita

karena itu salah satu kunci,
untuk bisa dimengerti dan dihargai orang lain

beda pendapat itu wajar,
tapi terus memaksa orang untuk menerima pendapat kita ?
fikirkan lagi deh
: p

Next.....

STREEEEESSSSS!!!!!


Kalau denger kata stress, biasanya yang kebayang adalah muke-muke ketekuk, bibir-bibir monyong yang siap mengumpat atau malah mata kosong menatap nanar *sampai hari ini gue gak tau nanar itu apa, kok ditatap-tatap*.

Orang yang stress kadang-kadang juga dicap sinting atau minimal kurang stabil mentalnya. Trus, kalau ada yang lagi stress, biasanya kita memilih untuk agak-agak jaga jarak. Bukan apa-apa, seringkali kita jadi sasaran kemarahannya. Kalau cuma sasaran kesedihan sih masih mending ya...paling-paling dicurhatin. Sukur-sukur kalo cakep orang stress-nya, bisa gampang digoyang tuh hatinya... he he he.

Tapi apa iya stress itu emang bener-bener cuman sebuah keadaan dimana secara psikologis tidak menyenangkan baik bagi yang mengalami atau orang-orang di sekitarnya. Ternyata nggak gitu-gitu amat. Stress itu gak selamanya jelek. Malah, konon kabar, hidup tanpa stress itu seperti tanah yang gak pernah kesiram hujan. Kering kerontaaaang....

Sebetulnya ada, setidaknya, dua tipe stress. Stress yang pertama disebut eustress dan yang kedua disebut distress. Biasanya kata stress sering kita asosiasikan dengan kondisi-kondisi distress. Padahal ada jenis stress lain... ya eustress itu.

Distress, kayaknya orang udah banyak tau nih. Ini jenis stress yang emang menyakitkan dan membuat rasa tidak nyaman. Fungsi-fungsi psikologis normal sudah mulai labil ketika distress datang. Respons emosional menjadi mudah terjadi. Bahkan respons biologis juga ikutan gampangan. Orang yang distress ini biasanya di tahapan tertentu juga akan menderita gejala-gejala medis dari intensitas ringan sampai berat. Jadi gak salah-salah amat kalau orang dulu sering bilang "sakit kebanyakan pikiran". Itu emang bener kok...

Eustress ini adalah sejenis stress yang kita rasakan ketika kita sedang bersemangat, merasa tertantang, dan bergairah atas sesuatu. Secara biologis, reaksi tubuh terhadap eustress mirip dengan distress, hanya saja dengan intensitas yang berbeda. Eustress biasanya gak sampe bikin sakit betulan. Eustress hanya membuat kita terjaga, siaga, dan siap bertindak dengan terfokus.

Eustress ini yang bertanggungjawab pada banyak sekali produktivitas manusia. Tanpa stress jenis ini, manusia akan menderita kebosanan dan kebengongan. Hidup akan jadi tidak bermakna karena kurang gairah. Nah, ketika kehidupan sehari-hari sudah tidak menantang lagi, maka eustress menghilang. Dengan kata lain, keadaan ini adalah keadaan dimana seseorang "bebas stress"! Yang ternyata sama nggak enaknya sama stress berat...hehehehe

Akibatnya, orang yang gak stress sama sekali itu suka nyari2 tantangan yang sekilas nampak tidak perlu. Bentuk tantangannya bisa macem-macem, tergantung orangnya. Dari mulai sekedar nyobain kuliner yang gak biasanya dimakan, nyetir mobil di tol sengebut-ngebutnya, ngadain perlombaan tujuhbelasan di bulan April, sampe coba-coba macarin salah satu dari personel duo Maia *aduh keceplosan*.

Jadi, sebenernya kita butuh untuk stress juga. Yah sebatas eustress tapinya. Karena tanpa itu, kita gak kreatif, gak produktif dan gak tif tif lainnya.

Sekarang, gimana caranya supaya kita tetap ada di eustress dan gak kejebak di distress? Gak ada satu obat yang manjur buat semua orang. Pada dasarnya untuk mengelola stress itu setiap orang harus mengandalkan keunikannya masing-masing. Gw punya temen yang kalok lagi bete dia langsung bersih-bersih kos-an. Abis itu dia akan merasa lebih baik. Ada juga yang hobinya jalan kaki sejauh-jauhnya. Macem-macem deh pokoknya.

Meskipun beragam, setidaknya ada dua hukum stress yang berlaku untuk kebanyakan orang. Pertama, sebagian besar penyebab stress itu adalah hal yang sebenarnya kecil. Kedua, biasanya orang mengalami distress karena dia membiarkan tingkat stress-nya menumpuk sedikit demi sedikit tanpa penanganan yang memadai. Kedua prinsip ini berhubungan satu sama lain.

Oleh karena itu, sarannya adalah usahakan untuk secepat mungkin menangani penyebab stress yang sudah menimbulkan rasa tidak nyaman. Salah satu caranya adalah dengan istirahat atau melakukan hal-hal yang dapat meredakan ketegangan. Mungkin hanya perlu satu dua tindakan kecil tapi kalau konsisten, akan dapat sangat membantu mengurangi stress yang menghambat produktivitas.

Tindakan kecil seperti apa? Ini saja dulu: setiap 90 menit melakukan aktivitas yang intens dan terfokus, istrihatlah 5 menit saja. Lalu teruskan aktivitasnya kalau belum selesai.

See ya...

Next.....